Selamat datang di blog Cara Beternak dan Budidaya, Silahkan cari artikel yang anda butuhkan dengan mengetikan keyword di kotak pencarian
Pengembangan ternak sapi potong beriorentasi agribisnis dengan pola kemitraan merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan keuntungan peternak. Kemitraan adalah kerja sama antar pelaku agribisnis mulai dari proses praproduksi, produksi hingga pemasaran yang dilandasi oleh azas saling membutuhkan dan menguntungkan bagi pihak yang bermitra. Pemeliharaan sapi potong dengan pola seperti ini diharapkan pula dapat meningkatkan produksi daging sapi nasional yang hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.Disisi lain, permintaan daging sapi yang tinggi merupakan peluang bagi usaha pengembangan sapi potong local sehingga upaya untuk meningkatkan produktivitas perlu terus dilakukan.
Agribisnis sapi potong diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang menangani berbagai aspek siklus  produksi secara seimbang dalam suatu paket kebijakan yang mutu melalui pengelolaan pengadaan, penyediaan, dan penyaluran sarana produksi, kegiatan budi daya pengelolaan pemasaran dengan melibatkan semua pemangku kepentingan (Stakeholders), dengan tujuan unutuk mendapatkan keuntungan yang seimbang dan proporsinal bagi kedua belah pihak (Petani peternak dan perusahaan swasta) (Suryana dalam Marsyah, 2005).
Sistem agribisnis sapi potong merupakan kegiatan yang mengintegrasikan pembangunan sektor pertanian secara simultan dengan pembangunan sektor industri dan jasa yang terkait dalam suatu kluster industri sapi potong. Kegiatan tersebut mencakup empat subsistem, yaitu subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis budi daya, subsistem agribisnis hilir, subsistansi agrbisnis jasa penunjang. Menurut Suryana dalam Siregar dan Ilham (2003), agar pengembangana sistem usaha agribisnis tersebut dapat mengakomudasi tujuan untuk meningkatkan daya saing produk dan sekaligus melibatkan peternak skala menengah kebawah, ada tiga alternatif kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu :
1)      Integrasi vertikal yang dikelolaha secara profesional oleh suatu perusahaan swasta
2)      Integrasi vertikal yang dilkukan peternak secara bersama-sama yang tergabung dalam wadah koperasi atau organisasi lainnya, dan
3)      Kombinasi keduanya atau dikenal dengan sistem usaha kemitraan.
Kemitraan dilandasi oleh azas kesetaraan kedudukan, salinhg membutuhkan, dan saling menguntungkan serta adanya persetujuan diantara pihak yang bermitra untuk saling berbagi biaya, resiko dan manfaat. Sebagai contoh adalah usaha kemitraan sapi potong. Pada kemitraan tersebut perusahan bertindak sebgai inti dan peternak sebagai plasma. Dalam proses produksi peternak hanya menyediakan tenaga kerja dan kandang, sedangkan pihak perusahan menyediakan bibit, obat-obatan, pelayanan teknis berproduksi dan kesehatan hewan (Suryana dalam hartono, 2000)
Sedikitnya ada lima manfat pengembangan pertanian yang berkelanjutan melalui pendekatan sistem usaha agribisnis dan kemitraan, yaitu :
1)      Mengoptimalkan alokasi sumber daya pada satu titik waktu dan lintas generasi
2)      Peningkatan efesiensi produk pertanian/peternakan karena adanya keterpaduan produk berdasarkan terikan permintaan  (demand driven),
3)      Meningkatkan efesiensi masing-masing subsisten agribisnis dan harmonisasi ketrkaitan antar subsistenasi melalui keterpaduan antar pelaku,
4)      Terbangunnya kemitraan usaha agribisnis yang saling memperkuat dan menguntungkan, dan
5)      Adanya kesinambunagna usaha yang menjamin stabilitas dan kontinuitas pendapatan saluran pelaku agribisnis (Suryana dalam Saptana dan Ashari, 2007).
Penerapan konsep kemitraan antar peternak sebagai mitra dan pihak perusahan perlu dilakukan sebagai upaya khusus agar usaha ternak sapi potong, baik sebagai usaha pokok maupun pendukung dapat berjalan seimbang yang meliputi antara lain pembinaan finansial dan teknis serta aspek manajemen. Pembinaan manajemen yang baik, terarah, dan konsisten terhadap peternak sapi potong sebagai mitra akan meningkatkan kinerja usaha, yang akhirnya dapat meningkatakan pendapatan. Oleh karena itu, melalui kemitraan, baik dilkukan secra pasif maupun aktif akan menumbuhkan jalinan kerja sama dan membentuk hubungan bisnis yang sehat ( Suryana dalam Hermawan, dkk, 1998).
Model pengembanagn yang dapat menjadi alternatif adalah kemitraan inti-plasma. Dengan membentuk wadah/organisasi/koperasi sebagai inti dan anggota kelompok ternak sebagai plasma. Inti memiliki peran utama dan pendampingan kelompok ternak brupa bimbinan teknis dan bimbinan manajemen, selain itu memfasilitasi akses permodalan, pasar baru, sapronak, dan teknologi. Anggota kelompok berperan sebagai plasma yang memiliki kewajiban budidaya  (on Farm),  dan menjual hasil produksi kepada inti.

Sistem agribisnis memiliki konsep yang berkesinambungan dari hulu sampai ke hilir. Sistem agribisnis dari hulu menangani kegiatan yang menghasilkan sapronak dengan pembibitan, pakan dan obat-obatan serta vaksin sedangakan sistem agribisnis hilir menangani kegiatan ekonomi yang mengelolakomoditas peternak primer menjadi produk olahan dalam usaha ini khususnya pada industri pengolahan daging.

0 komentar:

Post a Comment

Contact Person

AVIAN JAYA FARM
Nama        : AVIAN TRENGGONO
Alamat      : Jl. Sukaraya-sukatani, Bekasi
Email         : aviantrenggono@yahoo.com
Hp              : 082137612234
Facebook : Avian Trenggono
Twitter      : Avian_trg
Website      : ternakapaaja.blogspot.co.id

VISITORS

Flag Counter