Kali ini saya akan memberikan tips tentang manajemen ternak ayam petelur. beternak
ayam petelur Sebenarnya gampang-gampang susah mengapa??? Karena banyak berbagai
faktor yang harus dikuasai, jika ingin usaha yang kita jalani sukses. faktor
kesehatan, modal, lingkungan, kualitas bibit, pemasaran dan yang paling utama
adalah faktor manajemen atau pengelolaan peternakan dengan baik, dengan
demikian maka akan meningkatkan pendapatan keluarga yang signifikan. Berikut
ulasannya tentang manajemen beternak ayam petelur.
1. lokasi
Syarat Lokasi
yg baik utk budidaya ayam petelur adalah :
-Lokasi yg jauh
dari keramaian/perumahan penduduk.
-Lokasi mudah
dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
-Lokasi
terpilih bersifat menetap, tdk berpindah-pindah.
2. Pedoman teknis beternak ayam petelur
Penyiapan Sarana & Peralatan.
2.1. Kandang
Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi
menjadi dua:
o Sistem kandang koloni, satu kandang utk banyak ayam yg terdiri dari ribuan
ekor ayam petelur;
o Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dgn sebutan cage. Ciri
dari kandang ini adalah pengaruh individu di dlm kandang tersebut menjadi
dominan karena satu kotak kandang utk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dlm peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi
tiga macam yaitu:
o kandang dgn lantai liter, kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit
padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem
koloni;
o kandang dgn lantai kolong berlubang, lantai utk sistem ini terdiri dari
bantu atau kayu kaso dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya utk membuang
tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;
o kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang, dgn perbandingan
40% luas lantai kandang utk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong
berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri).
a)
Litter (alas
lantai)
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.
b)
Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c)
Tempat bertengger utk
tempat istirahat/tidur.
Dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. Tempat makan, minum & tempat grit
Dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. Tempat makan, minum & tempat grit
d)
Tempat makan & minum harus tersedia cukup
Bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus.
Bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus.
3. Penyiapan
Bibit.
a) Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
o Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.
o Pertumbuhan & perkembangan normal.
o Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.
b) Ada beberapa pedoman teknis utk memilih
bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
o Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.
o Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya .
o Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
o Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.
o Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
o Tidak ada letakan tinja diduburnya.
c) Pemilihan
Bibit & Calon Induk.
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut:
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut:
o Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg dihabiskan ayam dlm
menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn ransum per kilogram
telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yg
lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg dimakannya. Jika ayam itu
makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk
bagi ayam itu. Jika bibit ayam memiliki konversi yg kecil maka bibit itu dpt
dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam
& juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit
kepada peternak dlm setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
o Produksi Telur. Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg dpt
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg
produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan.
o
Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan. Apajika
kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam utk bertelur hanya dlm sebatas
kemampuan bibit itu.
4.
Pemeliharaan
a)
Sanitasi & Tindakan
Preventif :
Kebersihan lingkungan kandang
(sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling
murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dgn
memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai catatan pada label
yg dari poultry shop.
b) Pemberian
Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
c)
Kualitas & kuantitas pakan fase
starter adalah sebagai berikut:
o Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak
2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
o Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43
gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor & minggu
ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yg dibutuhkan tiap
ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
d)
Kwalitas & kwantitas pakan fase
finisher adalah sebagai berikut:
o Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%;
lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% &
energi (ME) 2900-3400 Kcal.
o Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dlm empat golongan umur yaitu: minggu
ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129
gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu
ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor
pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dlm hal
ini dikelompokkan dlm 2 (dua) fase yaitu:
a). Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air
minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
o minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
o minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
o minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
o minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4
minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari
pertama hendaknya diberi tambahan gula & obat anti stress kedalam air
minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah 50 gram/liter air.
b). Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dlm masing-masing minggu yaitu
b). Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dlm masing-masing minggu yaitu
o minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
o minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
o minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor &
o minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57
hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
5. Pemberian
Vaksinasi & Obat
Vaksinasi merupakan salah
satu cara pengendalian penyakit virus yg menular dengan cara menciptakan
kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah
penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
o Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg ditimbulkan
lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
o Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk
zat kebal. Kekebalan yg ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada
ayam yg diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
o Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
o Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
o Vaksin NCD HB-1/Pestos.
o Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
o Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex utk Marek.
Persyaratan dlm vaksinasi adalah:
o Ayam yg divaksinasi harus sehat.
o Dosis & kemasan vaksin harus tepat.
o Sterilisasi alat-alat.
6. manajemen
Kandang
o Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang
perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan &
dijaga/dicek apajika ada bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. dgn demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan
kandang bagi ternak yg dipelihara.
Hama penyakit
yg menyerang ayam petelur adalah:
Penyakit Bakteri
1. Berak putih (pullorum), Menyerang ayam kampung dgn angka kematian yg
tinggi. Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika.
2. Foel typhoid : Sasaran yg disering adalah ayam muda/remaja &
dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan. Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan. Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa.
3. Parathyphoid, Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. Penyebab:
bakteri dari genus Salmonella. Pengendalian: dgn preparat sulfa/obat
sejenisnya.
4. Kolera Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi
selain menyerang ayam menyerang kalkun & burung merpati. Penyebab: pasteurella
multocida. Gejala: pada serangan yg serius pial ayam (gelambir dibawah
paruh) akan membesar. Pengendalian: dgn antibiotika (Tetrasiklin /Streptomisin).
5. Pilek ayam (Coryza), Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang
anak ayam. Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus.
Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa.
Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa.
6. CRD, CRD adalah penyakit pada ayam yg populer di Indonesia. Menyerang anak
ayam & ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dgn antibiotika (Spiramisin
& Tilosin).
Penyakit Virus
1. Newcastle disease (ND), ND adalah penyakit oleh virus yg populer di
peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah
Priangan. Penemuan tersebut tdk tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di
Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya
penyakit ini disebut Newcastle disease.
2. Infeksi bronchitis, Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada
dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit
pernafasan yg serius utk anak ayam & ayam remaja. Tingkat kematian ayam
dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Jika menyerang ayam
petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tdk normal, putih telur encer
& kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yg normal selalu ada
ditengah). tdk ada pengobatan utk penyakit ini tetapi dpt dicegah dgn
vaksinasi.
3. Infeksi laryngotracheitis, Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit
pernapasan yg serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yg diindetifikasikan
dgn Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dgn desinfektan, misalnya
karbol.
Pengendalian:
1.
belum ada obat utk mengatasi penyakit ini;
2.
pencegahan dilakukan dgn vaksinasi &
sanitasi yg ketat.
4. Cacar ayam (Fowl pox), Gejala tubuh ayam bagian jengger yg terserang akan
bercak-bercak cacar. Penyebab virus Borreliota avium. Pengendalian:
dgn vaksinasi.
5. Marek, Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini
menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga
50%. Pengendalian: dgn vaksinasi.
6. Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
Penyakit karena Jamur & Toksin pada
pakan
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yg merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yg kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yg menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1. Muntah darah hitam (Gizzerosin), Ciri kerusakan total pada gizzard
ayam.
Penyebab: adalah racun dlm tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
Penyebab: adalah racun dlm tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2. Racun dari bungkil kacang, Minyak yg tinggi dlm bungkil kelapa &
bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. utk menghindari
keracunan bungkil kacang maka dlm rancung tdk digunakan antioksidan atau
bungkil kacang & bungkil kelapa yg mengandung kadar lemak tinggi.
Penyakit karena Parasit
1. Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif.
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif.
2. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi jika bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif.
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi jika bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif.
2. Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air.
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air.
Panen Ayam
Petelur:
1. Hasil Utama, Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yg
dihasilkan oleh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dlm sehari. Hal ini
bertujuan agar kerusakan isi tlur yg disebabkan oleh virus dpt terhindar/terkurangi.
Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua
pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang
dilakukan pada pukul 15.00-16.00.Hasil Tambahan
2. Hasil tambahan yg dpt dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah
daging dari ayam yg telah tua (afkir) & kotoran yg dpt dijual utk dijadikan
pupuk kandang.Pengumpulan
3. Telur yg telah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan
telur). dlm pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus
langsung memisahkan antara telur yg normal dgn yg abnormal. Telur normal adalah
telur yg oval, bersih & kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dgn volume
sebesar 63 cc. Telur yg abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya
retak atau keriting, bentuknya lonjong. Pembersihan
4. Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yg kotor karena terkena litter
atau tinja ayam dibershkan. Telur yg terkena litter dpt dibersihkan dgn amplas
besi yg halus, dicuci secara khusus atau dgn cairan pembersih. Biasanya
pembersihan dilakukan utk telur tetas.
Demikian artikel tentang Manajemen ternak ayam petelur semoga bermanfaat.
Demikian artikel tentang Manajemen ternak ayam petelur semoga bermanfaat.
1 komentar:
Permainan Sabung Ayam Online di Agen BOLAVITA , dengan minimal deposit hanya Rp 25.000 saja , dan minimal betting hanya Rp 10.000 saja sudah bisa mainkan permainan Sabung Ayam
http://agensabungayam.logdown.com/post/7859377-ciri-ayam-bangkok-petarung-super-kuat
Produk Kami Judi Sabung Ayam Online S128, SV388 & KungfuChiken.
https://www.sateayam.fun/
https://m1.hj128.club/
Daftar Sabung Ayam sv388
Daftar Sabung Ayam Online S128
Agen Sabung Ayam Online Bolavita Banyak Bonus dan Promo Mari Bergabung :
Promo Sabung Ayam Terbaru 8x Win Beruntun.
Bolavita Bisa Deposit Via OVO & GO-Pay.
Sabung Ayam Deposit Via Pulsa XL & TSEL 25rb.
Promo Promo BOLAVITA
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
Post a Comment