Energi Alternatif Biogas
Biogas
merupakan salah satu dari banyak macam sumber energi terbarukan, karena energi
biogas dapat diperoleh dari air buangan rumah tangga, kotoran cair dari
peternakan ayam, sapi, babi, sampah organik dari pasar, industri makanan dan
limbah buangan lainnya. Produksi biogas memungkinkan pertanian berkelanjutan
dengan sistem proses terbarukan dan ramah lingkungan. Pada umumnya, biogas
terdiri atas gas metana (CH4) sekitar 55-80%, dimana gas metana
diproduksi dari kotoran hewan yang mengandung energi 4.800-6.700 Kcal/m3,
sedangkan gas metana murni mengandung energi 8.900 Kcal/m3. Sistem
produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan seperti: (a) mengurangi pengaruh
gas rumah kaca, (b) mengurangi polusi bau yang tidak sedap, (c) sebagai pupuk,
dan (d) produksi daya dan panas (Sri Wahyuni, 2009).
Biogas
adalah gas yang dapat dibakar atau sumber energi yang merupakan campuran
berbagai gas, dengan gas methana dan gas karbon dioksida merupakan campuran
yang dominan (Simamora dkk, 2006).
Biogas
merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi
pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik,
pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 samapi 70 %,
gas karbon dioksida (CO2) 30 sampai 40%, hidrogen (H2) 5
sampai 10%, dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit (Sri Wahyuni,
2009).
Harahap dkk,
(1978) menyatakan bahwa gasbio, merupakan bahan bakar berguna yang dapat
diperoleh dengan memproses limbah di dalam alat yang dinamakan penghasil gasbio
Dinyatakan pula bahwa gasbio memiliki nilakalorinya cukup tinggi, yaitu dalam
kisaran 4.800-6.700 Kcal/m3, dimana gas methana murni (100%)
mempunyai nilai kalori 8.900 Kcal/m3.
Kotoran
ternak merupakan hasil sampingan dari kegiatan memelihara ternak , selain hasil
utamanya berupa daging, telur dan susu, kotoran dari ternak pun bisa di
manfaatkan menjadi energi alternatif (biogas) yang ramah lingkungan.
Biogas
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal
dari fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan
keunggulan dari biogas, Bahan bakar fosil selama ini diisukan menjadi penyebab
dari pemanasan global. Bahan bakar fosil yang pembakarannya tidak sempurna
dapat menyebabkan gas CO2 naik kepermukaan bumi. Hal tersebut
menyebabkan tingginya suhu di atas permukaan bumi seperti yang terjadi pada
saat ini. Biogas sebagai salah satu energi alternatif skala rumah tangga yang
ramah lingkungan dipastikan dapat menggantikan bahan bakar fosil yang
keberadaannya semakin hari semakin terbatas.
Penerapan biogas
Teknologi
pengolahan biogas dengan digester yang terbuat dari bahan fiberglass cocok
diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta
kemudahan dalam pengoperasian serta perawatannya. (Tim Distanak Kota Bengkulu,
2012). Biogas merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik
yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam
kondisi anaerobik, pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4)
50 samapi 70 %, gas karbon dioksida (CO2) 30 sampai 40%, hidrogen (H2)
5 sampai 10%, dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang sedikit. Biogas mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari
fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan keunggulan
dari biogas, Bahan bakar fosil selama ini diisukan menjadi penyebab dari
pemanasan global.
Manfaat Biogas
Manfaat
energi biogas adalah menghasilkan gas metan sebagai pengganti bahan bakar
khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar,
biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Di samping itu, dari proses produksi biogas akan
dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik
pada tanaman/budidaya pertanian. Manfaat energi biogas yang lebih penting
lagiadalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi
yangtidak bisa diperbaharui. Menurut (Sri Wahyuni, 2008) limbah biogas, yaitu
kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik
yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, nilai kalori
dari satu meter kubik biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah
liter minyak diesel oleh karena itu, biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, Liquefied
Petroleum Gas (LPG), butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil. Kesetaraan biogas dapat dilihat dari Tabel 5 berikut ini.
Jenis-Jenis Reaktor Biogas
Sri wahyuni
(2009). Digester biogas di Indonesia sudah dikembangkan diberbagai daerah.
Secara garis besar ada empat macam digester biogas yang biasa digunakan :
1.
Reaktor Kubah Tetap (Fixed-Dome), Reaktor ini disebut juga reaktor China. Dinamakan
demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di China sekitar tahun 1930, kemudian
sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini
memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan
sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri
pembentuk gas metana. Bagian pertama dapat dibuat dengan kedalaman tertentu
menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan
gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome).
Dinamakan kubah tetap karena bentuknya menyerupai kubah dan bagian ini
merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Bentuk reaktor
kubah tetap terbuat dari semen Gas yang dihasilkan dari material organik pada
digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah. Keuntungan dari reaktor
ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunakan reaktor terapung,
karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya
harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian
dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah
karena konstruksi tetapnya.
2.
Reaktor Floating Drum, Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di
India pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian
digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian
penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat
bergerak naik-turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam
digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan tergantung dari jumlah gas yang
dihasilkan. Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung
volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat
penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya
adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. Faktor korosi pada drum
juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki
umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
3. Reaktor Balon, Reaktor
balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakanpada skala rumah tangga yang
menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan
tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai
digester dan penyimpan gas masingmasing bercampur dalam satu ruangan tanpa
sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang
lebih besar dibandingkan gas.
4.
Reaktor Fiberglass, Reaktor bahan fiberglass merupakan jenis
reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan fiberglass
sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. Reaktor
ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpanan
gas masing-masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Reaktor dari bahan fiberglass
ini sangat efisien karena sangat kedap, ringan dan kuat. Jika terjadi
kebocoran mudah diperbaiki atau dibentuk kembali seperti semula, dan yang lebih
efisiennya adalah reaktor dapat dipindahkan sewaktu-waktu jika peternak sudah
tidak menggunakannya lagi
Daftar
Pustaka
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota
Bengkulu. 2012. Laporan Akhir Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian TA. 2012. Kota Bengkulu
Wahyuni, Sri. 2009 Biogas.
Bogor
Widodo, T.W., A. Asari, A.
Nurhasanah and E. Rahmarestia. 2005. Biogas Technology Development for Small
Scale Cattle Farm Level in Indonesia. International Seminar on Development
in Biofuel Production and Biomass Technology. Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment