Selamat datang di blog Cara Beternak dan Budidaya, Silahkan cari artikel yang anda butuhkan dengan mengetikan keyword di kotak pencarian
Itik-itik Indonesia yang dikenal sekarang dapat digolongkan sebagai anggota Bangsa Itik Indian Runner yang berasal dari Asia Tenggara atau India. Kalau dipelajari benar-benar, maka itik-itik Indonesia kiranya dapat dianggap sebagai varietas dari Itik Indian Runner. Hal ini karena perbedaan dengan itik Indian Runner hanya terbatas pada warna bulu, warna paruh dan kaki. Jadi Itik-itik  Indonesia merupakan itik tipe petelur.

      Sebagai contoh itik-itik Indonesia yang telah banyak berkembang antara lain :
  1. Itik Alabio (Anas plathyryncos borneo)
  2. Itik Tegal (Anas javanica)
  3. Itik Mojosari (Anas spc)
  4. Itik Bali (Anas spc).
Itik Alabio (Anas plthyryncos borneo)
Itik Alabio telah lama dikembangkan di Amuntai Kalimantan Selatan dan sebagai pusat pengembangan berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Itik-itik ini mempunyai perbedaan dengan itik-itik Indonesia lainnya terutama pada warna bulu, warna paruh, kaki dan kemampuan produksi.
Keadaan itik alabio pertama kali dilaporkan oleh Drh. Selamet (1927) dan selanjutnya pada tahun 1970 oleh Drh. Saleh Puspo diberi nama Alabio, yang disesuaikan dengan nama salah satu kota di daerah Hulu Sungai Utara. Tanda – tanda :
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB : Jantan mencapai 1,75 Kg dan Betina mencapai 1,6 Kg
Warna : Betina banyak warna kuning keabu-abuan dengan totol coklat, ujung sayap, ekor, dada dan leher serta kepala agak hitam. Pada jantan warna bulu abu-abu kehitaman dengan garis leher putih didepan dada. Pada ekor terdapat bulu yang mencuat (Sex feather).
Paruh  : Jantan dan betina warna kuning – jingga dengan totol warna gelap.
Telur  : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 220 butir / tahun. Warna Kulit telur hijau muda.

Itik Tegal (Anas javanica)
Itik ini berasal dari daerah Tegal, pesisir pantai utara Jawa Tengah. Secara umum karakteristiknya seperti itik Indian Runner. Dengan tanda-tanda sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB  : Jantan mencapai 1,5 Kg dan Betina mencapai 1,4 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur  : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 240 butir / tahun. Warna Kulit telur : hijau muda.
Warna : Warna bulu ada bermacam-macam. Sesuai dengan nama setempat, maka dikenal nama lemahan, branjangan, jarakan, blorong, putihan, jalen dan jambul.
Lemahan : Warna seperti tanah, coklat muda sampai abu-abu, kadang-kadang coklat dengan batasan tidak jelas.
Branjangan : Warna kecoklatan atau totol coklat dengan batas yang jelas.
Jarakan : Warna bulu belang, totol hitam atau coklat jelas.
Blorong : warna bulu coklat tua atau coklat hitam atau coklat jelas.
Putihan : Warna bulu putih bersih, dengan paruh dan kaki kuning-jingga.
Jalen : Warna bulu putih bersih dengan warna kaki dan paruh hitam kehijauan.
Jambul : Warna bulu seperti branjangan namun pada kepala terdapat bulu yang mebentuk jambul.

Dari beberapa variasi warna tersebut, maka warna-warna yang banyak ditemui adalah warna Branjangan.

Itik Mojosari (Anas spc)
Itik ini banyak ditemui di Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Secara umum memiliki ciri-ciri seperti pada Indian Runner. Namun tanda-tanda secara khusus dapat dijelaskan sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, tinggi, leher panjang kecil dan bulat. Secara keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : BB mencapai 1,4 – 1,5 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 250 butir / tahun. Warna Kulit telur kehijauan.
Warna : Warna bulu coklat merah dihiasi dengan warna hitam. Warna jantan umumnya lebih gelap dari betina.

Itik Bali (Anas spc)
Itik Bali belum jelas asal-usulnya dan diperkirakan semula berasal dari Pulau Lombok hingga sering disebut juga Itik Lombok. Keadaan tubuh mirip dengan itik tegal hanya pada leher tampak lebih pendek. Warna bulu sangat bervariasi, ada yang berwarna putih bersih, coklat merah dengan campuran hitam dengan bintik-bintik putih dan ada pula yang berjambul. Khusus untuk itik bali warna kulit telur putih dan BB dapat mencapai 1,5 Kg.

Pemeliharaan
Pada ternak itik terdapat fase-fase pemeliharaan, yaitu :

1.Tipe Petelur
  • Starter (fase 1)         :  Umur  0 –  3   Minggu
  • Grower I (fase 2)     :  Umur  3 – 10 Minggu
  • Grower II                  :  Umur 10 – 20 Minggu
  • Layer (fase Produksi)          :  Umur > 20 Minggu.
2.Tipe Pedaging
  • Starter (fase 1)                        :  Umur  0 –  2  Minggu
  • Grower I (fase 2)        :  Umur  2 – 4  Minggu
  • Finisher (fase Akhir)   :  Umur  5 – 7  Minggu.

Pemeliharaan itik pedaging umumnya hanya sampai 7-8 minggu.
Di Indonesia dikenal sistem pemeliharaan itik sbb.
  1. Sistem Tradisional : pemeliharaan berdasarkan turun temurun yang biasa dilaksanakan disuatu daerah tertentu yang biasanya dilakukan dengan penggembalaan ternak.
  2.  Sistem Semi Intensif : Disamping itik digembalakan, maka juga dikandangkan. Dengan demikian pakan selain diperoleh dari penggembalaan juga diberikan pakan pada saat di kandang.
  3. Sistem Intensif : Itik dikandangkan secara terus menerus.

Perkandangan
Pada pemeliharaan itik, kandang ditentukan oleh sistem pemeliharaan yang dipakai. Pada sistem tradisional kandang tidak diutamakan, bahkan kandang permanen tidak tersedia. Untuk menampung itik-itik yang telah selesai digembalakan, maka cukup dengan cara membatasi bambu yang dapat digulung dan dipasang kembali ditempat lain tergantung lokasi penggembalaan. Pada pemeliharaan dengan Lanting, kandang berada diatas kapal kecil/perahu merupakan sistem tradisional yang banyak terdapat di Hulu sungai utara Kalimantan selatan untuk itik alabio. Pada sistem Semi Intensif, kandang permanen yang dibuat hanya digunakan untuk berteduh pada saat tidak digembalakan. Pada pemeliharaan secara Intensif terdapat  3 sistem, yaitu :

1).Sistem Litter, pada dasar kandang terdapat litter (sekam, jerami, serbuk gergaji dll).
2).Sistem Sangkar / kurungan, dengan dasar dari kawat (wire floor).
3).Sistem Umbaran, dimana selain kandang juga ada tempat umbaran/halaman.

Pada pemeliharaan itik baik pedaging atau petelur dapat dilakukan dengan Pola All In All Out (Sekali masuk dan sampai diafkir/panen/dikeluarkan) serta dengan Pola berpindah, yaitu pada periode awal (starter) dengan kandang sistem sangkar atau sistem litter, dan selanjutnya dengan sistem umbaran. Menurut Wiharto, 2004 bahwa untuk umur pemeliharaan 4 minggu ke atas sebaiknya dengan sistem litter. Adapun kebutuhan luas kandang harus didasarkan pada umur ternak, sbb.
  • Umur 0 – 4 minggu           : Luas Lantai  4 m2/100 ekor.
  • Umur 4 – 8 minggu           : Luas Lantai  9 m2/100 ekor
  • Umur 8 – 16 minggu         : Luas Lantai  12 m2/100 ekor

Penyediaan kolam sangat penting artinya khususnya pada itik yang dipelihara untuk tujuan penghasil telur tetas, dikarenakan untuk memperlancar proses perkawinan.

Perlengkapan Kandang
Tempat Pakan dan Tempat Minum, Tempat Pakan dibuat lebar agar mudah makan sesuai dengan tingkah laku diwaktu makan, tempat minum harus selalu tersedia karena itik setiap makan selalu diselingi dengan minum.

Pakan
Bentuk makanan itik ada 3 macam yaitu mash (halus), crumble (kasar) dan pellet (cetakan). Pemberian makanan pada sistem pemeliharaan intensif bisa dilakukan secara kering (dry mash feeding) atau secara basah (wet mash feeding). Namun akhir-akhir telah banyak dilakukan pemberian makanan dalam bentuk pellet.  Kebutuhan Gizi protein untuk itik adalah fase starter  18%, Grower 16 % dan Layer 15-16 %. Itik merupakan ternak unggas yang konsumsi ransumnya cukup banyak yaitu 130 Gr (bulan pertama), 150 gr (bulan kedua / ketiga) dan selanjutnya rata-rata 155 – 170 gr (Data diambil dari jenis itik Tegal). Sedangkan pada itik yang digembalakan sulit untuk menentukan jumlah konsumsi pakan.

Bibit Itik
Bibit itik diperoleh dengan jalan menetaskan telur tetas (telur yang dibuahi dan fertil) hasil dari perkawinan secara alam atau IB. Bentuk pelaksanaan penetasan dapat dilakukan secara alami (dierami oleh ayam, entok atau angsa, dll) atau secara buatan (mesin tetas). Ada bentuk penetasan buatan tapi dilakukan secara tradisional yaitu dengan mengubur telur-telur itik pada gabah yang telah dipanaskan / dijemur (Bali).

Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak Itik (Unggas)
  1. DOD (Day old Duck) = Itik yang berumur 1 hari.
  2. Duckling = Sebutan untuk Anak itik
  3. Duck = Sebutan untuk itik secara umum.
  4. Drake = Itik Jantan Dewasa
  5. Drakelet / drakeling = itik jantan muda.
  6. Anatipestifer Infection = Penyakit yang menyerang ternak itik, menyerupai Cholera. Penyebabnya adalah bakteri Pasteurella anapestifer. Penyakit ini disebut juga NDD (New Duck Disease).
  7. Gadwall = Itik liar (Anas strepera)
  8. Autosexing = Memisahkan anak unggas jantan dari yang betina dengan melihat sifat yang nampak dari luar misalnya warna bulunya.
  9. Bantam = Varietas yang kerdil dari Unggas (Kate).  Barred = Blirik.
  10. Dark meat = Daging pada kaki dan paha unggas
  11. Debeaking = potong paruh ayam untuk mencegah kanibalisme. Pada kalkun disebut  de-snooding.
  12. Decapitate = pemenggalan leher (memisahkan kepala dari badan).
  13. Deutectomy = penghilangan yolk sac (kantung kuning telur) dari anak ayam yang baru menetas
  14. Developer = Fase pemeliharaan ayam petelur yaitu mulai umur 12 minggu (3 bulan) sampai menjelang bertelur (pullet)
  15. Egg tooth = ujung paruh pada embrio unggas yang digunakan untuk memecah dinding telur pada saat menetas.
  16. Egg Yield = Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ayam atau unggas lain
  17. Galliformes = Nama ordo unggas yang hidup terestial (di daratan) seperti ayam, kalkun, puyuh dll.
  18. Getaway = suatu model kandang unggas bertingkat yang memungkinkan unggas dapat berpindah dari lantai satu ke lantai yang lainnya.
  19. Gillygaloo = Burung atau bangsa kelas aves yang menurut mitos bentuk telurnya  kubus.
  20. Wet plucking = pencabutan bulu unggas yang telah disembelih dengan cara basah
  21. Nest = sarang pada unggas.
  22. Non Ruminant = Hewan yang tidak memiliki rument yang fungsional = monogastric (perut tunggal) misal kuda babi ayam anjing dan kuda.
  23. Perch = Tempat bertengger unggas dalam kandang
  24. Preen gland = kelenjar minyak yang terletak didekat ekor pada berbagai jenis unggas dan burung yang berfungsi untuk meminyaki bulu sehingga kedap air.
  25. Amino acid = Asam amino, suatu senyawa organic yang mengandung C, H, O dan N. Tiap asam amino mengandung satu atau lebih gugus amine (NH2) dan sedikitnya satu gugus karboksil (COOH). Disamping itu ada pula asam amino yang mengandung Sulphur misalnya Cystine dn Methionine. Didalam pola tertentu, asam-asam amino membentuk suatu molekul protein. Dalam bentuk asama amino inilah protein asal makanan diserap ke dalam aliran darah. Terdapat 2 golongan asam amino, yaitu yang essensial (indispensable) dan yang non-essensial (dispensable). Terdapat 10 AA essensial yaitu : Lysine, Methionine, Tryptophan, Leucine, Isoleucine, Phenilalanine, Threonine, Histidine, Valine dan Arginine. Untuk bangsa burung (termasuk unggas) masih harus ditambah 2 AA lagi yang dianggap essensial, yaitu Glycine atau Serine (karena 2 AA ini konvertable) dan Proline sehingga jumlahnya menjadi 12. Diantara yang essensial itu, maka Lysine, Methyonine dan Trypthophan adalah 3 AA yang harus diperhatikan dalam menyusun ransom unggas dan babi, sebab pada umumnya jumlah atau tersedianya terbatas pada bahan makanan. Pada ternak ruminansia beberapa AA dapat dibentuk di dalam tubuh sehingga tidak mutlak harus tersedia di dalam ransumnya.
  26. Konsentrat = Bahan makanan ternak yang memiliki “digestibility” kecernaan tinggi karena kadar serat kasarnya yang rendah yaitu dibawah 20 % dengan TDN lebih dari 60 %. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah biji-bijian dan hasil ikutannya, serta produk asal hewan. Konsentrat protein dicampurkan dengan bahan lain sebelum disajikan.
  27. Corn (jagung) / Zea mays = Bahan yang sangat penting sebagai komponen penyusun ransom ternak. Lebih disukai jagung kuning (yellow corn) karena banyak mengandung “Carotene”. Jagung mengandung PK 8,8 %, (11 Kadar air), Energi Metabolis 3400 kkal/Kg, Lysine dan Methione masing-masing sebesar 0,24 dan 0,20 %.
  28. Fleshing = penilaian perlekatan daging pada tulang. Misalnya pada ayam penilaian di didasarkan keadaan daging dada (breast), paha (thigh) dan kaki (drumstick).

0 komentar:

Post a Comment

Contact Person

AVIAN JAYA FARM
Nama        : AVIAN TRENGGONO
Alamat      : Jl. Sukaraya-sukatani, Bekasi
Email         : aviantrenggono@yahoo.com
Hp              : 082137612234
Facebook : Avian Trenggono
Twitter      : Avian_trg
Website      : ternakapaaja.blogspot.co.id

VISITORS

Flag Counter