Pengolahan
pakan ternak perah yang berasal dari hijauan
dalam jumlah yang besar memerlukan tenaga tambahan. Jumlah hijauan seperti
rumput gajah dan jerami dalam jumlah besar harus diolah dengan cara di agar pakan mudah dicerna, alat yang digunakan adalah mesin pencacah jerami atau
chopper. Dengan penggunaan mesin chopper akan menghemat tenaga. Perawatan terhadap
ternak juga sangat perrlu dilakukan agar
ternak menjadi nyaman, bbersih dan tidak mudah terserang penyakit. Memotong
kuku tecacah
rnak secara teratur akan mengncegah timbulnya penyakit serta mencegah
terjadinya kelainan pada ssapi. Limbah yang dihasilkan oleh sapi perah berupa
kotoran yang mengandung gas metan yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai
biogas. Ternak yang di perlakuan dengan manajemen yang baik akan berpengaruh
positif terhadap jumlah produksi yang baik pula.
.
1.2 Tujuan
1)
mengetahui
cara dan peralatan yang digunakan untuk memotong kuku pada ternak sapi
2)
mengetahui
cara membentuk simpul tali brangus
3)
mengetahui proses pembuatan biogas dari limbah kotoran
sapi
4)
mengetahui
cara kerja mesin chopper
1.3 Manfaat
1)
Praktikan
mampu melakukan pemotongan kuku sapi,
2)
Praktikan
mampu membentuk simpul tali brangus,
3)
Praktikan mengerti proses terbentuknya biogas
4)
Praktikan
Mampu mengoperasikan mesin chopperr dan dapat menjelaskan cara kerjamesin
chopper
1.4 Waktu dan tempat
Praktikum manajemen ternak perah ini dilaksanakan pada hari minggu, 15 september 2013, pukul 08.00-10.00 WIB. Bertempat di eksperimentalfarm fakultas peternakan univerditas jenderal soedirman.
Praktikum manajemen ternak perah ini dilaksanakan pada hari minggu, 15 september 2013, pukul 08.00-10.00 WIB. Bertempat di eksperimentalfarm fakultas peternakan univerditas jenderal soedirman.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potong Kuku
Secara
umum, kuku kaki depan lebih lebar dan bidang tumpu cenderung bulat dibandingkan
kuku kaki belakang yang lebih sempit dengan bidang tumpu lebih oval. Kuku kaki
depan sapi selain menopang badan juga sebagai peredam getaran saat berjalan
(Ramey, 1995; Draper, 2000).
Sapi yang sering berjalan (exercise)
pada tanah atau padang penggembalaan yang lunak, kukunya cenderung akan cepat
tumbuh. Bila dibiarkan, bagian kuku ini akan bertambah panjang, membengkok atau
melebar keatas (Santosa, 2010). Pemotongan kuku berpengaruh terhadap kejadian
footrot dan cukup bermakna, artinya kalau kuku tidak pernah dipotong maka
kejadian footrot akan semakin besar (Raven, 1992).
2.2 Biogas
Kotoran sapi, dianggap substrat paling
cocok untuk pemanfaatan biogas. Substrat dalam kotoran sapi telah mengandung
bakteri penghasil gas metana yang terdapat di dalam perut hewan ruminansia
(Anonimous, 1999).
Dari
segi konstruksi, biodigester dibedakan menjadi (Ana Nurhasanah, 2009):
a.
Fixed
dome - Biodigester ini memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan
meningkatkan tekanan dalam reactor (biodigester). Karena itu, dalam konstruksi
ini gas yang terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpul gas di luar reaktor.
b.
Floating
dome - Pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak
untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor
ini juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas. Pada
reaktor jenis ini, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor
tersebut.
2.3
Mesin Chopper
Alternatif penyedia hijauan
makanan ternak (HMT) adalah memanfaatkan sisa panen berupa jerami padi dalam
jumlah besar sehingga dibutuhkan mesin pencacah (chopper) sebagai tambahan
tenaga, agar jerami padi tersebut dapat menjadi HMT yang dapat dicerna oleh
ternak (Budiman D.A. dkk,2009. Evaluasi kinerja mesin pencacah jerami padadi
(chopper) balaibesar pengembangan mekanisasi pertanian, tanggerang) Kinerja
mesin pencacah jerami padi diukur berdasarkan nilai kapasitas, efisiensi dan
penggunaaan bahan bakar (khurni and gupta, 1982 dalam paramawati et al., 2007).
Pemotongan jeramai padi ditujukan
untuk memperkecil ukuran sehinggga dimungkinkan, mempercepat proses pembuatan
pakan karena dapat mempermudah perkembangan sel mikro-organisme . menurut
dalzei et al. Dalam maya (1994).
III.
MATERI DAN METODE
3.1 Materi
3.1.1
alat
1)
potong
kuku : pahat dan palu
2)
tali
brangus : tali
keluh / tambang
3)
biogas : digester
4)
pencacah
rumput : mesin chopper
3.1.2
bahan
1)
potong
kuku : -
2)
tali
brangus : -
3)
biogas : kotoran sapi
4)
pencacah
jerami : jerami kering
3.2 Metode
1)
potong
kuku
-
Penjelasann mengenai alat pemotong kuku
-
Praktikum membuat tali brangus
-
Praktikan menuju
ke tempat digester biogas
-
Praktikan diberi kesempatan utntuk bertanya
-
Diberikan penjelasan tentang BIOGAS
-
Praktikan menuju
ke tempat mesin chopper
-
Diberikan penjelasan tentang mesin chopper
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Praktikum potong
kuku sapi di experimetal farm membahas
pengenalan alat dan cara untuk memotong kuku sapi, membuat simpul tali brangus,
biogas serta fungsi dan kerja mesin pencacah jerami.
1) Pemotongan kuku dan pembuatan simpul tali brangus
1) Pemotongan kuku dan pembuatan simpul tali brangus
Pada saat praktikum
dikenalkan dan dijelaskan mengenai fungsi dari macam-macam peralatan yang
digunakan untuk memotong kuku dan membuat lubang pada selaput hidung sapi.
Peralatan yang digunakan yaitu pahat, palu, gerinda, tang, ringnose tang, dan tali keluh. Kegunaan
dari peralatan tersebut adalah pahat untuk meratakan kuku, palu sebagai pendorong
pahat, gerinda untuk menghaluskan kuku, ringnosetang untuk melubangi selaput
hidung sapi dan kegunaan tali untuk mengendalikan sapi agar sapi tidak melawan
saat di tuntun serta menjaga agar sapi tidak kabur dari kandang/tempat
penggembalaan.
Tujuan
dilakukannya pemotongan kuku sapi adalah untuk mencegah timbulnya kuman penyakit, lumpur yang bercampur kotoran ternak
atau sisa-sisa makan, dapat menciptakan lingkungan anaerob dalam celah kuku dan
dapat merangsang prtumbuhan kuman, Raven (1992) menyatakan bahwa lingkungan
yang lembab dan kotor akaN mempermudah timbulnya luka pada interdigiti yang
akan menyebabkan masuknya kuman. Kuku sapi yang tidak dipotong merupakan faktor
penyebab terjadinya penyakit. Kuku yang panjang juga dapat menyebabkan kelainan
pada tubuh sapi terutama pada bagian kaki.
2) Biogas
Biogas adalah salah satu sumber energi terbarukan yang bisa menjawab kebutuhan akan energi, Biogas merupakan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang bersifat ramah lingkungan dan dapat diperbaruhi. Selain itu biogas memiliki kandungan energi yang tidak kalah dari kandungan energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Oleh karena itu, biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, dan bahan bakar fosil lainnya.
Limbah kotoran sapi dapat di manfaatkan sebagai bahan pembuatan biogas. kotoran sapi di experimental farm difanfaatkan untuk membuat biogas, hozairi et. Al 2009 menyatakan bbahwa Energi biogas dapat diperoleh dari air limbah rumah tangga; kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik dari pasar; industri makanan dan sebagainya.. Biogas yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan kompor dan penerangan. Terdapat dua digester di exfarm, berbentuk setengah lingkaran yang letaknya di dalam tanah dan satu lagi di permukaan tanah, Digester pertama memiliki ukuran diameter 4,4 m, dengan volume 16,700 liter dan yang kedua terletak di permukaan tanah dengan ukuran setengah dari digester pertama yaitu diameter 2,2 m, limbah dari biogas berupa serat padatan yang mengendap dikeluarkan dari digester kemudian dibiarkan di tempat terbuka hingga seperti tanah setelah itu bisa di jadikan pupuk. (Hozairi dkk, 2012).
3) mesin pencacah jerami (chopper)
Keberhasilan pengembangan sapi perah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu potensi genetik dan manajemen pemeliharaan. pakan berpengaruh 70% terhadap biaya produksi, dimana pemeliharaan sapi perah memerlukan banyak pakan hijauan berupa rumput gajah atau jerami kering untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada Sistem pemeliharaan tradisional sapi di pelihara dengan manajemen yang baik dan mulai mengarah pada penggunaan peralatan yang modern sehingga dapat mempercepat pekerjaan peternak untuk mengoptimalkan hasil produksi seefisien mungkin, misalnya dalam membuat pakan menggunakan mesin pencacah rumput jerami.
Dalam pengolahan pakan jerami kering experimental farm menggunakan mesin pencacah jerami (chopper) tujuan dilakukan pencacahan ini adalah untuk membuat jerami menjadi potongan kecil sehingga mudah dicerna dan chopper ini digunakan untuk menghemat tenaga tenaga manusia, hal ini sesuai dengan pendapat Handaka (2008) Proses pencacahan jerami dan btang jagung umumnya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan parang, hal ini mmembutuhkan waktu lama dan tenaga banyak. pencacahan jerami dan batang jagung dapat dilakukan secara mekanis dengan mesin pencacah(chopper). Pengunaan mesin pencacah jerami merupakan tenaga tambahan agar jerami padi dapattermanfaatkan menjadi HMT yang mudah di cerna.
Pemberian jerami yang tidak dilakukan pencacahan akan mempengaruhi mikroorganisme rumen menjadi kurang baik hal ini sesuai dengan pendapat suhartatik dkk, (1996) Menyatakan bhwa jika ukuran partikel terlalu besar, luas permukaan yang diserang mikroorganisme menjadi berkurang sehingga reaksi danproses perombakan nyam menjadi lambat. Panjang pemotongan jerami yang baik untuk proses pengoalhan sekanjutnya adalah 2-5 cm.
Untuk memanfaatkan jerami padi atau batang jagung menjadi ukuran yang lebih kecil agar mudah dicerna oleh ternak(digestible). Proses pencacahan jerami dan btang jagung umumnya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan parang, hal ini mmembutuhkan waktu lama dan tenaga banyak.
2) Biogas
Biogas adalah salah satu sumber energi terbarukan yang bisa menjawab kebutuhan akan energi, Biogas merupakan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang bersifat ramah lingkungan dan dapat diperbaruhi. Selain itu biogas memiliki kandungan energi yang tidak kalah dari kandungan energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Oleh karena itu, biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, dan bahan bakar fosil lainnya.
Limbah kotoran sapi dapat di manfaatkan sebagai bahan pembuatan biogas. kotoran sapi di experimental farm difanfaatkan untuk membuat biogas, hozairi et. Al 2009 menyatakan bbahwa Energi biogas dapat diperoleh dari air limbah rumah tangga; kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik dari pasar; industri makanan dan sebagainya.. Biogas yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan kompor dan penerangan. Terdapat dua digester di exfarm, berbentuk setengah lingkaran yang letaknya di dalam tanah dan satu lagi di permukaan tanah, Digester pertama memiliki ukuran diameter 4,4 m, dengan volume 16,700 liter dan yang kedua terletak di permukaan tanah dengan ukuran setengah dari digester pertama yaitu diameter 2,2 m, limbah dari biogas berupa serat padatan yang mengendap dikeluarkan dari digester kemudian dibiarkan di tempat terbuka hingga seperti tanah setelah itu bisa di jadikan pupuk. (Hozairi dkk, 2012).
3) mesin pencacah jerami (chopper)
Keberhasilan pengembangan sapi perah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu potensi genetik dan manajemen pemeliharaan. pakan berpengaruh 70% terhadap biaya produksi, dimana pemeliharaan sapi perah memerlukan banyak pakan hijauan berupa rumput gajah atau jerami kering untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada Sistem pemeliharaan tradisional sapi di pelihara dengan manajemen yang baik dan mulai mengarah pada penggunaan peralatan yang modern sehingga dapat mempercepat pekerjaan peternak untuk mengoptimalkan hasil produksi seefisien mungkin, misalnya dalam membuat pakan menggunakan mesin pencacah rumput jerami.
Dalam pengolahan pakan jerami kering experimental farm menggunakan mesin pencacah jerami (chopper) tujuan dilakukan pencacahan ini adalah untuk membuat jerami menjadi potongan kecil sehingga mudah dicerna dan chopper ini digunakan untuk menghemat tenaga tenaga manusia, hal ini sesuai dengan pendapat Handaka (2008) Proses pencacahan jerami dan btang jagung umumnya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan parang, hal ini mmembutuhkan waktu lama dan tenaga banyak. pencacahan jerami dan batang jagung dapat dilakukan secara mekanis dengan mesin pencacah(chopper). Pengunaan mesin pencacah jerami merupakan tenaga tambahan agar jerami padi dapattermanfaatkan menjadi HMT yang mudah di cerna.
Pemberian jerami yang tidak dilakukan pencacahan akan mempengaruhi mikroorganisme rumen menjadi kurang baik hal ini sesuai dengan pendapat suhartatik dkk, (1996) Menyatakan bhwa jika ukuran partikel terlalu besar, luas permukaan yang diserang mikroorganisme menjadi berkurang sehingga reaksi danproses perombakan nyam menjadi lambat. Panjang pemotongan jerami yang baik untuk proses pengoalhan sekanjutnya adalah 2-5 cm.
Untuk memanfaatkan jerami padi atau batang jagung menjadi ukuran yang lebih kecil agar mudah dicerna oleh ternak(digestible). Proses pencacahan jerami dan btang jagung umumnya masih dilakukan secara manual dengan menggunakan parang, hal ini mmembutuhkan waktu lama dan tenaga banyak.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1) Pemotongan
kuku dilakukan secara perlahan agar kuku sapi tidak terluka dan terhindar dari
serangan penyakit serta kelainan.
2) Tujuan
dibuatnya tali brangus agar sapi unstuk mengendalikan sapi dan agar sapi tidak
keliuar dari kandangnya.
3) Pemanfatan
biogas dari limbah kotoran untuk
menyalakan kompor dan penrangan.
4)
Diameter
digester 4,4 m menghasilkan volume 16,700 loter.
5) Fungsi
dari mesin chopper adalah untuk memperkecil ukuran partikel jerami atau hijuan
sehingga proses perombakan pakan oleh mikroorganisme dalam rumen menjadi baik.
5.2 Saran
Pada acara Praktikum pemotongn
kuku sapi seharusnya tidak hanya diberikan penjelasan mengenai alatnya saja,
tetapi juga melakukan pemotongan kuku langsung pada sapinya
0 komentar:
Post a Comment