Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU)
Sapi Perah Baturraden adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis dibawah
Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian dan satu-satunya UPT Pembibitan
yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan sapi perah unggul di
Indonesia. BBPTU Sapi Perah Baturraden terletak di sebelah utara kota
Purwokerto, selatan lereng Gunung Slamet merupakan kawasan berbukit dengan suhu
udara yang dingin, dengan ketinggian sekitar 600 – 650 meter di atas permukaan
laut dan curah hujan rata-rata 6.000 – 7.000 mm/ tahun dan kelembaban udara 70
– 80 % merupakan habitat yang cocok untuk pengembangan sapi perah.
Penyebaran informasi tentang BBPTU Sapi Perah
Baturraden didukung oleh lokasi balai yang terletak di kawasan wisata
Baturraden yang merupakan salah satu tujuan wisata berskala internasional.
Pengembangan kawasan Baturraden yang dilaksanakan oleh Kabupaten Banyumas
sebagai daerah pariwisata disikapi dengan pengembangan agrowisata dengan
melakukan penataan dan pemenuhan sarana serta menjalin kerjasama dengan
stakeholder. Kebutuhan bibit sapi perah yang semakin meningkat seiring
dengan peningkatan permintaan kebutuhan susu sebagai bahan baku dan bahan
makanan sumber protein menuntut balai ini agar mampu meningkatkan kinerja
berupa peningkatan produksi bibit.
Pengembangan pembibitan sapi perah
memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor
produk susu maupun impor bibit sapi perah. Untuk itu pemerintah berkewajiban
membina dan menciptakan iklim usaha yang mendukung usaha pembibitan sapi perah
sehingga dapat memproduksi bibit ternak untuk memenuhi kebutuhan jumlah dan
mutu sesuai standar. Disamping itu,
pemberian fasilitas bagi peningkatan nilai tambah produk bibit seperti
antara lain pemberian sertifikat kepada para peternak sebagai bentuk
penghargaan atas usaha yang dapat mengurangi permasalahan import susu di negara
kita.
Seorang pembibit akan menternakkan semua anak
ternaknya, betina maupun pejantan, dan menjual kelebihan stocknya sebagai
ternak bibit. Perusahaan / Peternak penghasil air susu komersial mempunyai
berbagai pilihan dari beberapa alternatif
tujuan peternakan. Bila mempunyai tujuan beternak tunggal, maka peternak
tersebut akan menternakkan semua sapi daranya dan mengeluarkan pejantan secepat
mungkin. Bila peternak mempunyai tujuan menternakkan ternak dwiguna yang
umumnya terjadi di daerah tropik, bahkan ternak triguna telah umum ada yaitu
menternakkan semua pedetnya sebagai pejantan, pedaging atau untuk ternak kerja.
Hal ini kadang-kadang sukar terlaksana karena mortalitas pedet sangat tinggi.
Keberhasilan ternak sapi yang dipelihara akan sangat menentukan keberhasilan
usaha peternakan. Usaha untuk meningkatkan produksi peternakan dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan bibit yang bermutu baik,
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik. Tanpa penggunaan bibit yang
berkualitas baik, pemberian pakan yang baik, maka sudah dapat dipastikan bahwa
usaha yang diharapkan atau bahkan mungkin mengalami kegagalan sama sekali.
Gangguan kesehatan pada pedet dalam suatu peternakan tidak dapat dihindari. Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah
satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka
sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai
mencapai usia sapi dara.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana tatalaksana perawatan sapi pedet dan dara?
2. Bagaimana manajemen pakan yang diberikan pada sapi pedet dan dara?
3. Apa saja jenis kandang yang digunakan untuk sapi pedet dan dara?
4. Bagaimana sistem pemeliharaan sapi pedet dan dara?
Perawatan Ternak
2.1.1 Perawatan Sapi Pedet
Pedet yang baru lahir
perlu mendapat perhatian secara khusus.
Sebab pedet yang baru beberapa hari atau beberapa minggu lahir dapat
terjadi mati lemas, infeksi, dan lain sebagainya jika kurang diperhatikan.
a. Menghindari
Pedet Mati Lemas
Pedet
yang baru saja lahir sering mengalami mati lemas, akibat pada saat lahir mulut
dan lubang hidungnya tertutup lendir.
Oleh karena itu, lendir yang menutup lubang hidung dan mulut harus
secepatnya dibersihkan. Tubuh pedet
dapat disiram dengan air dingin atau lidahnya ditarik supaya pedet dapat
bernafas normal. Jika dengan cara
tersebut tidak berhasil, maka perlu diusahakan nafas buatan dengan cara
membaringkan pedet, kemudian dilakukan massage
sampai pada anggota kaki. Berdasarkan hasil dari kunjungan di BBPTU Baturraden,
penanganan pedet setelah lahir hal yang harus dilakukan yaitu dengan
membersihkan lendir agar pedet terhindar dari kematian. Hal tersebut juga
dilakukan di Exfarm untuk menanggulangi bahaya pedet mati lemas.
b. Menghindari
Infeksi
Masalah kedua yang dihadapi peternak sesudah pedet itu
lahir yaitu jika tali pusarnya tidak lepas. Apabila hal ini terjadi maka
peternak harus segera melakukan pemotongan tali pusar dan disisakan sepanjang
7,5-10 cm. Sisa potongan tali pusar itu
diikat dengan tali yang tipis kira-kira 2,5 cm dari badan, kemudian bekas
potongan tadi ditaburi sulfa-powder
atau diolesi dengan obat merah untuk mencegah terjadinya infeksi scours
(diare). Pada kunjungan di BBPTU Baturraden, untuk menghindari pedet terkena
infeksi juga dengan cara memotong tali pusar setelah keluar dari induk. Tidak
berbeda dengan pedet yang berada di exfarm, pemotongan tali pusar juga
dilakukan setelah keluar dari induk untuk menghindari terjadinya infeksi pada
pedet.
c. Membersihkan Lendir dan Menyusukan Pedet Secepat Mungkin
c. Membersihkan Lendir dan Menyusukan Pedet Secepat Mungkin
Segera sesudah pedet lahir, secara ilmiah induk akan
membersihkan seluruh lendir yang menyelubungi tubuh pedet dengan cara
menjilat-jilat sampai kering. Jika induk
belum melakukan hal ini, maka peternak harus melakukan pembersihan lendir
tersebut secepatnya. Sesudah lendir
bersih atau lebih kurang 30 menit. Sesudah pedet lahir, biasanya pedet mulai
dapat berdiri kemudian berjalan mencari puting induk dan mulai menyusu. Jika pedet belum berhasil mencari puting
induk, maka peternak harus menolong dan mengarahkan puting induk seawal
mungkin. Pedet yang ada di BBPTU
Baturraden penanganan setelah lahir juga dengan membersihkan lendir menggunakan
kain lap. Sama halnya dengan pedet yang ada di exfarm yaitu dengan membersihkan
lendir dihidung untuk menghindari terjadinya kematian. Untuk melatih pedet menyusu harus dilakukan
secepat mungkin agar pedet terbiasa menyusu pada induknya.
d. Mengupayakan
Pedet Memperoleh Colostrum
Pedet
yang baru saja lahir lebih baik dibiarkan bersama-sama induknya selama 24-36
jam untuk memberi kesempatan memperoleh susu pertama atau kolostrum. Kolostrum adalah produksi susu awal yang
berwarna kuning, agak kental dan berubah menjadi susu biasa sesudah 4-5
hari. Jadi, kolostrum hanya berlangsung
4-5 hari atau bisa sampai seminggu, sesudah itu akan berubah menjadi susu
biasa. Pemberian kolostrum pada pedet di
BBPTU diberikan selama seminggu setelah pedet lahir. Sama halnya dengan
pemberian kolostrum pada pedet di exfarm lama pemberiannya yaitu sekitar
seminggu setelah pedet lahir. Tetapi
apabila induk menderita radang ambing (mastitis)
atau sebab lain sehingga tidak
mengeluarkan kolostrum, maka pedet harus diberi kolostrum dari induk lain atau
kolostrum buatan yang terdiri dari campuran : 0,5 liter susu murni, 1 butir
telur, 0,25 liter air, dan 1 sendok teh kastroli. Kolostrum buatan ini
diberikan pada pedet selama 4 hari.
2.1.2 Perawatan Sapi
Dara
Sapi dara ialah sapi-sapi
betina umur sembilan bulan sampai beranak yang pertama. Sapi dara termasuk
sapi-sapi muda yang laju pertumbuhannya masih berlangsung terus. Pada umumnya
sapi perah dipelihara secara intensif.
Perawatan dara meliputi :
a.
Pemberian Pakan dan Air Minum
Bagi sapi-sapi yang
dipelihara secara intensif, makanan yang diberikan terdiri dari hijauan dan
makanan penguat sepertin jagung giling, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, dan lain-lain. Bahan makanan berupa rumput atau hijauan diberikan
10% dari bibit badan. Sedangkan makanan penguat diberikan sebanyak 2-3 kg per
ekor.
b.
Pemotongan Kuku
Sapi-sapi yang
berada di dalam kandang terus-mmenerus setiap hari, kuku akan menjadi lebih
lunak karena sering terkena air kencing dan kotoran sapi itu sendiri. Padahal
kuku akan terus tumbuh menjadi panjang, sedangkan gesekan kuku dengan benda
lain atau lantai akan menimbulkan kedudukan kuku (tracak) dan posisi kuku salah. Hal ini akan mengakibatkan bidang
dasar tracak bergeser sehingga titik berat badan jatuh pada kuku bagian belakang
yang lemah. Kondisi kuku semacam ini akan mempengaruhi bentuk tubuh sapi,
punggung akan melengkung seperti busur. Oleh karena itu kuku perlu dirwat
secara khusus, dengan cara dipotong secara teratur setiap 6 bulan sekali.
Tujuan pemotongan
kuku adalah untuk mengembalikan bentuk kuku yang normal. Cara pemotongannya
adalah bagian lapisan tanduk pada telapak kaki dipotong sampai rata, atau
dipotong menjadi agak cekung. Dengan demikian berat badan sapi terbagi merata
pada keempat kaki.
c.
Memandikan Sapi
Sapi yang tinggal
di dalam kandang akan mudah kotor akibat kotoran sapi itu sendiri yang menempel
pada kulit atau bulu saat mereka berbaring, ditambah daki atau kotoran yang
melekat di sela-sela bulu yang terdiri dari timbunan debu bercampur keringat
yang telah mengering. Kotoran yang melekat pada tubuh ini akan dapat mengganggu
pengeluaran keringat dan pengaturan panas tubuh, sehingga peredaran darah pun
terganggu. Oleh karena itu, peternak harus rajin memandikan sapi dengan cara
menyikat kulit, sehingga kulit menjadi bersih dan bulu-bulu yang rontok pun
akan bersih. Pada saat sapi dimandikan,
sekaligus dapat dilakukan pemotongan bulu-bulu panjang yang tumbuh di sekitar
lipatan paha. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari melekatnya kotoran yang
tebal.
Memandikan sapi secara rutin mutlak dilakukan
karena akan berpengaruh besar terhadap :
1. Kesehatan sapi, sebab
kulit yang bersih bakteri dan parasit tidak mudah berinfeksi.
2. Pengaturan susu dan
peredaran darahdalam tubuh tidak terganggu, sehingga produksi susu lebih
stabil.
3. Kemungkinan pengotoran
produksi susu pada saat dilakukan pemerahan sangat kecil.
Sapi dara di BBPTU
dimandikan sehari 2 kali untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak itu
sendiri. Hal ini sama dengan sapi dara yang ada di Exfarm yaitu sapi-sapi di
Exfarm dimandikan sehari 2 kali pagi dan sore. Ini dilakukan untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan ternak.
2.2
Perkandangan
2.2.1 Kandang Pedet
Pedet yang lahir dalam kondisi sehat
serta induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk, diberi sekat
agar pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu secara ad-libitum,
sehingga nutrisinya terpenuhi. Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang
dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan hariannya pedet tersebut setelah
lepas sapih.
Perlakuan ini haruslah dalam
pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau
induk. Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan
sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk
lain yang masih menyusui. Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh
peternak sesuai dengan umur dan berat badan (Imron, 2009).
Menurut Soetarno 2003, selama 3-4
hari setelah lahir pedet biasaanya belumdipisahkan dari induknya, agar dapar
memperolah kolostrum sepenuhnya. Setelah itu, pedet di tempatkan di dalam
kandang pembesaran, baik berupa kandang observasi (observation pens),
kandang individu (individual pens), maupun kandang kelompok (group
pens). Di sini pedet mulai dilatih untuk mengkonsumsi suplemen makan.
Pedet di BBPTU sapi perah baturaden
kandang yang digunakan adalah kandang Koloni yaitu kandang G dan kandang E
serta kandang individu setelah lepas sapih. Kandang koloni yaitu kandang yang
tidak berpetak atau tidak diberi jarak. Sedangkan d exfarm kandang pedet berada sama dengan sapi-sapi perah yang
lain atau dijadikan satu dengan sapi-sapi perah yang lain, tetapi berpetak atau
di beri jarak antara pedet dengan sapi perah yang lain.
2.2.2 Kandang Dara
Bangunan kandang harus memberikan
jaminan hidup yang sehat dan nyaman bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan
dalam pelaksanaan tatalaksana. Oleh karena itu, konstruksi, bentuk, macam
kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna, dinding, atap, lantai,
tempat pakan, tempat minum, drainase, dan bak penampungan kotoran yang baik
pula. Tanpa kandang, peternak sangat sulit untuk melakukan kontrol, pemberian
pakan, pengawasan, pemerahan, dan pengumpulan kotoran.
Persyaratan khusus kandang sapi dara
yaitu :
1.
Ukuran kandang yang dibuat untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2
m, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m daritanah.
2.
Ukuran bak pakan :
panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm
3.
Ukuran bak minum : panjang x lebar
= bersih 40 x 50 cm
4.
Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam
40 cm (tidak melebihi tinggi persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm
5.
Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang
6.
Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar
serta dibuat miring (bedakan ± 3 cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap
bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah
padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah di alasi dengan jerami kering sebagai alas kandang
yang hangat.
7.
Selokan bagian dalam kandang untuk
pembuangan kotoran, air kencing dan air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam
selokan (D) = 35 x 15 cm
8.
Selokan bagian luar kandang untuk
pembuangan bekas air cucian bak pakan dan minum : L x D = 10 x 15 cm
9.
Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200
cm dari lantai kandang
10. Atap kandang dibuat dari genteng serta luas
atap 50 cm lebih luas dari bangunan sehingga air hujan tidak masuk.
11. Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari lokasi tanaman rumput. (Hasanudin,
1988). Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m)
hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat
C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Seluruh bagian kandang
dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya.
Macam
Kandang Sapi Dara yaitu :
a. Kandang tunggal, hanya satu baris.
b. Kandang ganda, di sebut juga tail to tail dan saling berhadapan.
Kandang dara di BBPTU
yaitu menggunakan kandang freestall.
Kandang freestall dara sebelah utara dengan
populasi 49 ekor dan sebelah selatan 68 ekor. Sedangkan di exfarm menggunakan
kandang seperti pada pedet yaitu kandang yang bercampur dengan pedet tetapi
diberi jarak antara sapi satu dengan sapi yang lain.
1.3 Pemberian Pakan
1.3.1
Pakan Pedet
Pemberian Pakan
Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang
optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif
saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas
yang optimal dapat dicapai.
a.
Proses
Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Menurut Imron
2009, untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, ada baiknya
kita harus memahami dulu susunan dan perkembangan alat pencernaan anak sapi.
Perkembangan alat pencernaan ini yang akan menuntun bagaimana langkah-langkah
pemberian pakan yang benar. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian
perut, yaitu Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku)
dan Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum
yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila
nantinya telah dewasa.
Sebaliknya
untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Waktu kecil pedet
hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak
sapi akan mengkonsumsi calf starter
(konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan
bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
b.
Jenis-jenis Pakan
Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan
pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Pakan cair/likuid berupa kolostrum, air susu normal, milk replacer dan
Pakan padat/kering berupa konsentrat pemula (calf
starter) dan hijauan.
Kolostrum adalah air susu yang
dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan
dan lebih kental dari air susu normal. Komposisi kolostrum yaitu, Kolostrum lebih
banyak mengandung energi, 6 kali lebih banyak kandungan proteinnya, 100 kali
untuk vitamin A dan 3 kali lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal, Mengandung
enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya
secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan). mengandung sedikit
laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk
protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang
baru lahir dari penyakit infeksi. Kolostrum juga dapat menghambat perkembangan
bakteri E. coli dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24
jam pertama. Sedangkan mutu kolostrum warna dan kekentalannya menunjukan
kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya
akan imonoglobulin). Kualitas kolostrum akan rendah apabila lama kering induk
bunting, kurang dari 3 - 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat melahirkan.
Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat
melahirkan maupun saat akan diperah (Soetarno, 2003).
Milk
Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air
susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya
dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu
sampai umur 4 minggu. Namun kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi
lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan. Milk replacer
yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air susu yang baik
seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk
replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 - 5 minggu dan
jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang
berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain
casein (protein susu).
Pakan padat/kering konsentrat pemula
(calf starter) dan hijauan. Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf
Starter) Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 - 3 minggu (fase
pengenalan). Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat
mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4
minggu. Tetapi untuk sapi calon bibit dan donor penyapihan dini kurang
diharapkan. Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila
pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 - 0.7 kg kg/ekor/hari
atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1- 2 bulan.
Tolak ukur kualitas calf starter
yang baik adalah dapat memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam
kurun waktu 8 minggu. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan yaitu Protein
Kasar 18 - 20%, TDN 75 - 80%, Ca dan P, 2 banding 1, kondisi segar, palatable,
craked (Imron, 2009).
Manajemen Pemberian Pakan Hijauan
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan
saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat
dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan.
Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 - 3 minggu. Berikan
rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus. Jangan memberikan silase
pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan
NPN yang banyak terdapat dalam silase. Konsumsi hijauan harus mulai banyak
setelah memasuki fase penyapihan.
Pemberian pakan pedet di BBPTU
berupa pemberian susu pada pukul 05.00 pagi, setelah 2,5 jam dari pemberian
susu diberi konsentrat kurang lebih pada pukul 08.00 pagi, dan setelah itu
pemberian pakan hijauan. Pemberian konsentrat dilakukan sehari 2kali yaitu pagi
dan sore dan pemberian hujauan hanya sehari sekali. Sedangkan di Exfarm
pemberian pakan pada pedet yaitu pemberian susu terlebih dahulu, setelah itu
diberi pakan konsentrat sekitar pukul 05.00 pagi dan sekitar pukul 08.00 siang
setelah pemerahan diberi pakan hijauan. Pakan hijauan diberikan 2kali sehari
yaitu pagi dan sore, sedangkan pakan konsentrat diberikan sehari sekali pada
saat pagi hari.
2.3.2 Pakan sapi dara
Pakan sapi terdiri dari
hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu,
lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi
dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua
kali per hari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada sapi perah dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan
atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pakan berupa rumput bagi sapi
dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak
1 - 2% dari BB.
Sapi dara berumur 6
bulan keatas sudah mampu mencerna bahan makanan yang serat kasarnya tinggi
karena daya cernanya sudah sempurna. Makanan terdiri dari hijauan rumput 20
kg/hari/ekor yang mengandung 12 % atau 13 % protein kasar. Apabila dalam
pemeliharaanya berada pada kondisi tropis, makan perlu di tambahkan makanan
penguat sebanyak 1-1,5 kg/ekor/hari, dan apabila hijauan jelek makan cukup
sekali di beri konsentrat 2-3kg/ekor/hari. Sumber karbohidrat berupa dedak
halus atau bekatul, ampas tahu, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai
penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat
sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak
1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari
berat badan perhari.Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan
berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang
dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan.
Salah satu solusi untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi complete feed berbahan baku lokal. Pemberian ransum lebih efisien karena complete feed adalah makanan lengkap
yang telah mengandung sumber serat, energi, protein dan semua nutrien yang
dibutuhkan untuk mendukung kinerja produksi dan reproduksi ternak. Selain itu,
teknologi complete feed merupakan
teknologi dengan preference ranking
tertinggi yang dipilih oleh peternak di Kabupaten Enrekang karena mampu
mengurangi penggunaan tenaga kerja serta waktu pemberian pakan (Baba dkk.,
2011). Jika teknologi complete feed
berbahan baku lokal dapat dikembangkan di Kabupaten Enrekang, maka masalah
kelangkaan pakan, persaingan lahan dengan sub sektor lain serta ancaman longsor
akibat penanaman lereng pegunungan
dapat dihindari.
Pemberian
pakan dara di BBPTU berupa pakan hijauan, pakan complete feed yaitu konsentat ditambah hijauan dan pakan
konsentrat. Complete feed diberikan pada ternak yang berumur 8 bulan. Sedangkan
di Exfarm pemberian pakan pada dara berupa konsentrat pada pagin hari dan
pemberian hijauan pagi dan sore. Di exfarm sapi tidak diberi pakan complete
feed.
2.4 Sistem
Pemeliharaan
2.4.1 Sistem Pemeliharaan Pedet
Pemeliharaan pedet membutuhkan
ketelitian, kecermatan, dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi
dewasa, sebab kesalahan pemeliharaan akan menyebabkan pedet lemah dan sukar
dibesarkan nantinya. Pemisahan pedet dari induknya setelah berumur 24 sampai 36
jam. Setelah pedet dipisah dari induknya, ia perlu diajarkan minum susu dari
ember. Apabila pedet tidak mau minum sendiri, maka basahilah tangan kita dengan
susu dan masukkan ke dalam mulutnya.
Pemeliharaan anak sapi di padang
rumput dapat juga dilakukan, tetapi harus diperhatikan bahwa padang rumput
untuk pedet hendaknya terpisah dari padang rumput untuk sapi dewasa, agar pedet
tidak diganggu oleh sapi dewasa dan terhindar dari parasit yang menular. Pedet
dapat dilepas di padang rumput setelah berumur 4-6 bulan karena ketika itu ia
sudah tahan terhadap penyakit dan mempunyai daya beradaptasi yang besar. Pedet
yang dilepas harus cukup mendapat air dan tempat berteduh.
Pedet yang ada di BBPTU dipelihara
hanya di dalam kandang. Hal ini sama dengan pemeliharaan pedet yang ada di
Exfarm. Dan pedet di BBPTU dipelihara secara individual.
2.4.2 Sistem Pemeliharaan Dara
Pertumbuhan sapi dara sebelum melahirkan
anak pertama bergantung sekali pada cara pemeliharaan dan pemberian ransum.
Umumnya para peternak sering mengabaikan pemeliharaan yang sebaik-baiknya. Hal
ini terjadi karena biaya pemeliharaan yang tinggi. Pemeliharaan sapi dara
hendaknya ditujukan untuk percepatan pertumbuhan, dengan cara memperhatikan
kualitas dan kuantitas ransum yang diberikan pada ternak tersebut. Pemeliharaan
akan lebih ekonomis apabila dilakukan di padang rumput, jika dibandingkan
dengan pemeliharaan yang dilakukan hanya di kandang saja. Selain dilepas di
padang rumput, sapi juga diberikan makanan penguat sesuai dengan kebutuhannnya.
Sapi-sapi dara yang ada di BBPTU
sistem pemeliharaannya bebas atau di lepas di padang rumput. Hal ini bertujuan
untuk memperlancar peredaran darah, mendapatkan sinar matahari langsung dan
meningkatkan kesehatan. Sedangkan sapi-sapi yang ada di Exfarm sistem
pemeliharaannya hanya di kandang saja tetapi kadang sapi diajak jalan atau
exercise untuk melancarkan peredaran darah.
0 komentar:
Post a Comment